INFONAWACITA.COM, MANADO – Seminar Lokakarya untuk Masyarakat Kelurahan Tongkaina Lingkungan 4 (Bahowo) dan beberapa Pemangku Kepentingan diadakan di Puskesemas Pembantu di Bahowo, Kota Manado pada Jumat (1/11/2024).
Giat ini merupakan giat pertama dari rangkaian Mapia Project Bahowo. Project dalam naungan Seasoldier Sulawesi Utara (Sulut) ini bertujuan untuk mendorong praktik pariwisata berkelanjutan untuk mengurangi sampah laut di Kawasan Mangrove Park Bahowo.
Setelah melewati proses co-design pada tahun 2023 kemarin, project dilanjutkan ke tahap implementasi. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan hasil diskusi bersama dengan masyarakat setelah mengeksplor masalah terkait sampah laut di Bahowo dengan berbagai tahapan diskusi dan lokakarya.
Seminar Lokakarya pun menjadi kegiatan pertama untuk Mapia Project Bahowo dan terdiri atas 4 Materi yang dibagi menjadi 2 hari pelaksanaan.
Pada giat pertama kali ini masyarakat mempelajari pariwisata berkelanjutan dan pengelolaan sampah dari narasumber-narasumber hebat yang mewakili Pemerintah Kota Manado.
Narasumber pertama, Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Manado Pak Abdiel O. Bajen, SE, Aj. Ak., MAP. berbagi tentang Peran Pemerintah dalam Ekowisata: Konsep Pariwisata Berkelanjutan.
Pak Kabid Abdiel menjelaskan menganai pariwisata berkelanjutan, tantangan pariwisata berkaitan dengan lingkungan, serta membagikan berbagai Program Rencana Dinas Pariwisata yang terkait juga dengan Kelurahan Tongkaina sebagai Kelurahan Wisata.
Dalam sesi diskusi juga Pak Abdiel menyampaikan poin penting mengenai Penggerak Pariwisata.
“Melihat tempat wisata yang mendapat penghargaan sampai tingkat nasional, mereka memiliki penggerak yang menjadi motor untuk mendorong masyarakat bersama-sama dengan pemangku kepentingan terkait untuk memajukan pariwisata di kawasan mereka. Harapan saya, lewat Mapia Project Bahowo akan muncul Penggerak yang dapat menjadikan Bahowo Destinasi Wisata Berkelanjutan yang dikenal banyak khalayak,” Imbuh Pak Abdiel.
Menutup sesi Pak Abdiel, beliau mengapresiasi Tim Mapia Project Bahowo.
“Program ini sangat baik, di mana anak Muda Manado boleh belajar ke luar negeri dan mengimplementasikan hasil pembelajarannya untuk bermanfaat bagi Masyarakat Manado,” jelasnya.
Selanjutnya sesi kedua Seminar Lokakarya dengan Narasumber Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado, Magrietje Lieke Kembuan, S.Sos., Aj. Ak. membawakan Materi mengenai Peran Pemerintah dalam Pengelolaan dan Penanganan Sampah Darat dan Laut.
Memulai materi dengan menjelaskan apa itu sampah dan bagaimana masalah sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun merupakan tanggung jawab kita semua.
Kabid Lieke mengajak masyarakat untuk dapat mengurangi sampah dari diri masing-masing terlebih dahulu dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, menghindari pembelian dan penggunaan barang atau produk terbuat dari plastik yang hanya sekali pakai.
Alternatif yang juga dicontohkan oleh Kabid yaitu membawa botol minuman sendiri dari rumah, membawa tas dari rumah apabila mau berbelanja, atau bahkan gaya anak sekolahan yang juga membawa bekal dengan menggunakan tempat makan dari rumah.
Selanjutnya, Kabid memberikan contoh untuk mengurangi sampah organik, yaitu dengan membuat Eco-Enzyme.
Eco-Enzyme adalah cairan sejuta manfaat yang merupakan fermentasi dari gula merah, air, dan Kulit buah-buahan. Dengan komposisi 1 kg gula merah, 3 kg kulit buah, dan 10 liter air dicampurkan kemudian didiamkan selama 90 hari.
Setelah itu bisa dipanen dan dapat dimanfaatkan sebagai pel lantai, pembersih toilet, pembersih kaca. Untuk selokan dan TPA juga dapat disemprotkan cairan Eco-Enzyme untuk menghilangkan bau yang tidak sedap.
Untuk pengurangan sampah plastik ke TPA juga, Kabid Lieke memperkenalkan Eco-Brick yang merupakan B
botol plastik yang diisipadatkan dengan plastik plastik hasil penggunaan sehari-hari seperti plastik kresek plastik kemasan snack, plastik saset, dan macam ragam plastik lentur lainnya.
Menutup sesinya, Kabid Lieke berbagi botol minum tumbler bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan dan juga menyampaikan terima kasih kepada Tim Mapia Project yang sudah mengundang DLH untuk dapat bersama-sama dalam kegiatan Seminar Lokakarya.
Mapia Project Bahowo diinisiasi oleh Samuel Leivy Opa, Alumni Indonesian Young Leaders Programme Tahun 2022 yang juga merupakan Pembina Divisi Edukasi Seasoldier Sulawesi Utara. Sebagai Project Manager beliau merasa sangat senang dengan antusiasme masyarakat selama kegiatan Seminar Lokakarya.
“Bersyukur dengan antusias masyarakat yang hadir dan juga mengikuti seminar lokakarya dengan baik, semoga antusiasnya masih sama untuk sesi berikutnya di minggu yang akan datang,” kata Samuel.
Pada minggu depan, tepatnya Jumat, 08 November akan dilaksanakan sesi berikutnya untuk mengenal lebih dalam tentang Mangrove dan Pariwisata Berkelanjutan, Konsep Janji Tiaki dari Selandia Baru dan juga Konsep Masyarakat Ilmuwan ‘Citizen Science’.