Satu lagi Pianis Indonesia Berjaya di Amerika Serikat
Berita Features Pilihan Editor

Satu lagi Pianis Indonesia Berjaya di Amerika Serikat

JAKARTA, Infonawacita.com – Musik klasik Indonesia kehujanan berita baik akhir-akhir ini. Setelah sukses dengan penyelenggaraan G20 Orchestra dengan anggota dari 18 negara di Candi Borobudur September lalu, dengan solois antara lain Calvin Abdiel Tambunan yang menjadi juara III Sydney International Piano Competition tahun lalu, kini pianis Melody Q’Orianka Keeton (15 tahun) memenangkan juara II di Charleston International Music Competition, tanggal 10 Oktober lalu.

Melody Keeton saat ini tinggal di Amerika Serikat dan adalah siswa di Bear Creek High School di Lakewood, Colorado. Dia mulai belajar piano pada usia tujuh tahun; dia berkembang dengan cepat dan menemukan bakatnya di sana. Dia mulai belajar dengan Laura Klein pada usia sembilan tahun dan kemudian mulai berpartisipasi dalam berbagai festival dan kompetisi, mendapatkan beberapa penghargaan dalam penampilannya. Pada tahun 2019 saat berusia 12 tahun ia memenangkan penghargaan Pilihan Pemirsa (Audience Prize) serta menempati posisi ketiga dalam International Youth Piano Competition di Los Angeles, California. Dia berkompetisi di Kompetisi Musik Prima Volta dan Kompetisi Virtuoso Muda New York pada tahun 2021 dan menjadi pemenang ketiga di kedua kompetisi. Baru tahun ini ia mengikuti kompetisi internasional Charleston International Music Competition dan berhasil meraih juara ke-dua. Para juri mengagumi permainannya yang gemilang dan juga pemilihan lagunya yaitu Rapsodia Nusantara no. 6 karya komponis Indonesia yang paling terkenal di dunia internasional, Ananda Sukarlan. Karya ini unik mengeksploitasi warna piano, serta juga memiliki melodi yang sangat khas, berdasarkan tema dari lagu daerah Aceh, “Bungong Jeumpa”.

Musik selalu menjadi bagian dari kehidupan Melody dan dia menghargai berbagai genre; dia sangat senang mengeksplorasi komponis modern dan musik baru. Guru-gurunya termasuk Tatyana Palamarchuk dan Laura Klein. Laura berkomentar untuk infonawacita.com dan bisa dirasakan kebanggaan sang guru (diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh redaksi) “Karena kemampuan dan bakatnya yang alamiah, saya mendorongnya untuk berkompetisi dan kami mulai memasukkannya ke dalam kompetisi pertama-tama di tingkat lokal, kemudian nasional dan internasional. Keberhasilannya dalam kompetisi selalu menempatkannya dalam kategori pemenang.
Ketika ibu Melody, Yunita, memperkenalkan saya dengan koleksi Rapsodia Nusantara karya Ananda Sukarlan, saya langsung menyadari kesempatan unik yang dimiliki Melody sebagai pianis muda Indonesia. Saya memberinya pilihan di antara beberapa rapsodia yang menunjukkan potensi pengembangan lebih lanjut keterampilan teknis yang saat ini kami fokuskan; dia memilih nomor 6. Dalam beberapa bulan, dia menghadapi tantangan yang dihadirkan karya itu saat kami berdua mempelajari karya baru bagi kami berdua ini; dan karya ini telah menjadi favorit di studio saya. Dia memperkenalkan karya tersebut dalam konser publik saat menghadiri Akademi Musik Musim Panas Lamont 2022 di Universitas Denver; beberapa bulan kemudian, kami merekamnya dan mengirimkannya ke Charleston International 2022 Contemporary Music Competition. Hasilnya, dia memenangkan hadiah kedua.”

Laura Klein yang saat ini sedang mengerjakan program doktoral dalam bidang sejarah musik juga menambahkan, “A performer myself, I have also taught for over 20 years and rarely have I had the opportunity to work with a student that brings such a unique set of skills to her experience with music.” (“Sebagai seorang performer juga, saya juga telah mengajar selama lebih dari 20 tahun dan jarang saya memiliki kesempatan untuk bekerja dengan seorang siswa yang membawa kemampuan yang unik untuk berpengalaman dengan musik.”)
Video Melody yang berhasil meraih juara II di Charleston tersebut dapat dilihat di sini https://www.youtube.com/watch?v=bWPY7IBNb44

Di Indonesia sendiri, Ananda Sukarlan baru saja mengumumkan di akun Instagramnya @anandasukarlan bahwa kompetisi Ananda Sukarlan Award (ASA) kini akan mencakup semua instrumen dan akan diadakan secara online, bulan Februari 2023, bekerjasama dengan beberapa institusi dalam dan luar negeri. Ananda sendiri belum mau berkomentar mengenai hal ini, tapi berjanji akan segera mengumumkan detailnya minggu depan. Pemenang ASA sebelumnya telah menjadi solois di World Premiere G20 Orchestra, antara lain Kadek Ari Ananda, Nikodemus Lukas, Mariska Setiawan dan Pepita Salim. Beberapa lainnya di tahun-tahun sebelumnya, para pemenang telah menjadi musikus sukses seperti Isyana Sarasvati dan pianis Edith Widayani dan Randy Ryan.