Pameran Lukisan Autisme, Ananda Sukarlan: Kontribusi Besar Untuk Masyarakat
Berita

Pameran Lukisan Autisme, Ananda Sukarlan: Kontribusi Besar Untuk Masyarakat

Untuk merayakan World Autism Awareness Day (Hari Peduli Autisme Sedunia) dan membuka bulan April sebagai World Autism Awareness Month, untuk kedua kalinya Bentara Budaya Jakarta menggelar Pameran Seni Rupa para seniman pengidap autisme dengan tema “Bianglala Seribu Imajinasi”. Pameran pertama diselenggarakan tahun 2019 bertajuk “Warna-Warni Duniaku” dengan peserta pameran yang lebih umum dan belum mengerucut pada profesionalitas mereka. Kali ini pameran yang bekerjasama dengan Yayasan Autisma Indonesia (YAI) ini menampilkan 102 karya dari 29 seniman autistik yang sudah berprofesi sebagai pelukis maupun perupa. Mereka sudah memilih seni rupa sebagai kegiatan sehari-hari, bahkan sebagai pekerjaan utama. Bentara menganggap bahwa mereka layak diberikan kesempatan dan penghargaan yang sama seperti seniman lain pada umumnya dan karya merekapun layak menjadi koleksi para kolektoFoto: Ananda Sukarlan (kanan) dan pelukis Anfield Wibowo (kiri) di depan lukisannya

Para seniman yang berpameran adalah A. Kevin Natahadi, Andra Naladira, Anfield Wibowo,| Anugrah Fadly/ Uga, Audrey Angesti, Aziza Mischa Azalia, Calliandra Roshetko, Celena Aline Setioko, Claire Siregar, Clive V. Isatyawan, Daffa A.Kumara, Dennis Prabawa, Diaz A.Affandi, Dita Soeroso, Fardha A.Affandi, Gregorius Andhika M (Taha), Ian Theodoro Pantoro, Ikhsan Priatama, Indhy Mutiarahmah, M Salman Farizi, Oliver Adivarman Wihardja, Ramadhika Asra, Raynaldi Halim, Revanza, Ruben R. Rotty, Seto Yudonoto Purnomo , Steven Adi W. Setyawan, Thomas Andika dan Vincent Priyadi.

Foto: Ananda Sukarlan (kanan) dan pelukis Anfield Wibowo (kiri) di depan lukisannya

Pameran dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek, Dr. Hilmar Farid, Rabu 5 April lalu, dan akan berlangsung sampai tanggal 11 April, setiap hari pukul 10 pagi sampai 6 sore di Bentara Budaya, Jl. Palmerah Selatan 17. Di antara para undangan terdapat antara lain pianis & komponis terkemuka Ananda Sukarlan, yang juga penyandang Sindrom Asperger dari spektrum autisme. Sang komponis yang lulusan Royal Conservatory of Music di Den Haag dengan “summa cum laude” ini sendiri pernah menulis artikel tentang pelukis muda sesama pengidap Asperger Syndrome, Anfield Wibowo (baca https://www.thejakartapost.com/life/2018/09/07/unfolding-anfield.html ). Selain itu hadir beberapa wartawan senior Kompas seperti Ilham Khoiri, Frans Sartono dan Efix Mulyadi.

“Pameran ini sangat penting karena menunjukkan bahwa kami yang lahir dengan perbedaan apapun dari spektrum autisme ini tetap bisa berkontribusi bagi masyarakat. Saya percaya kalau Tuhan mengambil sesuatu dari kita, Tuhan juga memberi kelebihan. Banyak dari kami telah menunjukkan kontribusi dan prestasi yang besar untuk dunia seperti Elon Musk, pianis Glenn Gould, penemu komputer Alan Turing dan sekarang kita lihat para seniman di sini yang karya-karyanya sangat tinggi nilai artistik dan estetikanya”, kata Ananda Sukarlan yang menurut koran Australia, Sydney Morning Herald adalah “one of the world’s leading pianists at the forefront of championing new piano music” ini.

Yayasan Autisma Indonesia (YAI) sendiri sejak berdirinya di tahun 1997 sudah menggaungkan misi kepedulian ini. YAI telah membuat berbagai kegiatan yang melibatkan individu penyandang autisme, di antaranya dengan menyelenggarakan acara-acara berskala luas dan internasional, seperti Walk for Autism, Autism Athletic Games, seminar, talk show, pagelaran musik dari musisi dan pameran karya seni oleh individu penyandang autisme.